Melayani Atau Dilayani
Gbr. Cover Melayani Atau Dilayani - RSEMANUEL ©2021
Bacaan: Markus 10:35-45
*_Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang_* (10:45).
Sungguh keterlaluan apa dilakukan oleh Yakobus dan Yohanes. Berani-beraninya mereka minta jabatan atau posisi kepada Tuhan, sementara mereka tidak tahu sama sekali tentang makna dan resiko dari permintaan mereka.
Dalam bingkai pemikiran mereka (ah, mungkin juga saya dan anda), status atau jabatan berarti fasilitas, previlage, kehormatan dll. Artinya, dengan jabatan itu kita berada pada posisi yang sangat khusus dan hak-hak yang khusus pula. Maka tidak jarang kita dengar adanya pejabat (termasuk wakil rakyat) minta perlakuan khusus ketika melanggar aturan lalu lintas. Tidak menyedihkan?
Pola pikiran Kerajaan Allah yang dibawa Tuhan telah menjungkir balikan pikiran orang dunia ini. Tuhan Yesus membawa nilai sebaliknya. Kemuliaan seseorang justru harus terjelma dalam kesediaan berada di posisi bawah. Dan ini bukan teoritis atau sekedar konsep.
Yang dipraktekan oleh Tuhan Yesus misalnya: kelahirannya di kandang hewan, tidak membalas hujatan atau cemooh orang, membasuh kaki para murid, bahkan Dia rela sengsara dan mati bukan untuk kesalahanNya.
Pola hidup Tuhan Yesus yang rendah hati ini harus harus mengalir ke dalam hidup kita, harus mengaliri darah dan sungsum sehingga seluruh hidup dipenuhi karakter Yesus yang melayani tanpa batas pengorbanan, memberikan nyawanya bagi orang banyak. Minum cawan adalah simbol menanggung akibat dari kesediaan melayani. Melayani berarti bertindak bagi keselamatan, terlindungi, tertolongnya sesama, meski untuk itu kita harus berkorban apapun (waktu/kesempatan, keuntungan, kehormatan dll) karena cinta. Kita harus percaya, bahwa cinta memampukan kita melayani sesama bukan hanya dengan apa yang kita kerjakan atau berikan, tetapi hati, perhatian, empathy yang genuine, asli dari dalam diri sendiri.
Melayani juga tidak menjadikan orang atau pihak yang kita layani sebagi obyek demi popularitas kita, karena itu berarti semu. Inilah yang sering ada tetapi tidak kita sadari. Dan ini bukan mengosongkan diri seperti kata Paulus tentang Tuhan kita Yesus Kristus. (Filipi 2:5–7).
Perlu bagi untuk selalu merenung ulang terhadap apa yang setiap hari kita kerjakan. Kita ini sedang melayani apa sedang sekedar mempertahankan hidup dengan segala kewajiban yang ada. Atau lebih dari itu. Amin.
Salam : Pastoral
Penulis | : pastoral |
Kategori | : RENUNGAN |
Total Views | : 632 |