IGD : (0286) 479-510 Info : (0286) 479-030 Pendaftaran : (0286) 479-454 WA : 08112992111 HotLine Keluhan : 08112705252

Bijak Dalam Bekerja

Saturday, 18 December 2021 05:31 WIB
rsemanuel-cover-news-2021/12/18/bijak-dalam-bekerja
Gbr. Cover Bijak Dalam Bekerja - RSEMANUEL ©2021

Bacaan: Amsal 6:6-10

Bekerja, adalah panggilan bagi setiap manusia. Dengan kata lain, manusia diciptakan oleh Allah agar melakukan kehendak dari Sang Pencipta, yakni bekerja Kej. 1:26; 3:17). Kecuali sebagai makhluk ekonomi manusia juga sebagai makhluk belajar. Belajar adalah budaya manusia. Dengan demikian, manusia bukan sekedar ciptaan yang bertindak secara naluriah atau instinktif. Bekerja bukan sekedar urusan fisik: bekerja secara fisik, untuk kebutuhan fisik/ sandang, pangan dan papan. Tetapi juga untuk tujuan yang lebih mulia.

Maka kebajikan dan kebijakan menjadi tidak kalah pentingnya. Penulis Kitab Amsal menyebut semut sebagi role model bagi manusia untuk bekerja. Meskipun semut bekerja hanya dengan instink, tetapi kepadanya manusia perlu belajar. Coba kita renungankan hal – hal dari semut yang menjadi perhatian penulis Kitab Amsal. Mereka yang berjumlah ini tidak pernah membutuhkan koordinator yang handal, namun mereka selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Diluar yang menjadi perhatian penulis Kitab Amsal, kita mengatakan bahwa semut mempunyai prinsip one for all, all for one. Mereka bekerja untuk mereka.

Bukan hanya untuk memenuhi diri sendiri (dan keluarga), karena sejatinya kerja harus memiliki kualitas sosial. Nilai ini harus selalu dirawat dalam hidup kita, sebab kebijakan kerja tidak mengarahkan goal dari kerja dengan kesadaran yang sempit.

Nilai BIJAK yang dianjurkan penulis Kitab Amsal, diamsalkan kepada manusia yang tentu harus lebih bijak dari pada semut. Manusia dengan akal budinya bisa mengatur diri. Dengan mengatur diri, manusia bisa mengarahkan tujuan kerja secara jelas dan terarah. Tahu dan melakukan tentang kapan harus berja, dan kapan berbuat yang lain.

Kerja dengan bijak artinya bekerja mengalirkan rahmat Allah. Rahmat yang dihayati dengan sungguh-sungguh akan membimbing kita dengan rasa syukur. Bekerja dengan rasa syukur inilah yang membuat kita bekerja secara bertanggung jawab.

Kiranya kita tidak merupakan bagian dari mereka yang disapa dengan kata: "Hai pemalas"

 

Salam : Pastoral

Penulis : pastoral
Kategori : RENUNGAN
Total Views : 366