Berjiwa Pemimpin
Gbr. Cover Berjiwa Pemimpin - RSEMANUEL ©2021
Bacaan: Titus 1: 7 – 9
_Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpang-an, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasar-kan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya_.
Pada jaman Rasul Paulus, pemimpin jemaat disebut penilik Jemaat atau Pengatur rumah Allah. Suratnya kepada Titus ditulis ketika Paulus menyadari bahwa ajalnya sudah dekat. Oleh sebab itu, ia merasa perlu memberi tahu bahwa Titus harus menggantikan pekerjaannya yang memerlukan beberapa orang pembantu dalam pelaksaan tugas pelayanannya. Dan untuk itu Paulus perlu memberikan kristeria bagi para pemimpin yang akan dipersiapkannya.
Surat Titus 1: 7 – 9, berisi daftar perilaku yang merupakan karakter seorang pemimpin. Sifat-sifat baik dengan sebutan tak bercacat diurai secara rinci: ……., _tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar_ ,……”. Sifat-sifat ini dianggap sebagai standar moral bagi seorang pemimpin.
Pemimpin, dalam Bahasa Jawa disebut *pangarsa* atau *pengarep,* artinya orang yang didepan. Ia merupakan _komandan_ regu bagi komunitasnya. Sebagai komandan regu, seorang pemimpin mempunyai kuasa agar semua anggota regu mematui aba-abanya. Jika tidak, perjalanan regu akan kacau. Pemimpin, pengarep dalam kehidupan, adalah orang yang dalam banyak hal berada di depan yang lain. Kehidupan beretikanya, moralitas, intelektualitasnya selalu berada di depan. Kehidupan pasti dicontoh dan perkataannya didengar.
Setiap orang adalah pemimpin. Aku ini pemimpin, bagi diriku, bagi keluargaku dan juga bagi komunitasku. Dalam ketaksempurnaanku, tetapi jika mampu bersikap seperti yang disebut dalam Surat Titus 1:7 – 9 yakni: tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, maka ini karakter yang menjadi kekuatan bagi seorang pemimpin. Sifat: *rendah hari, jujur, penuh empaty, selalu bersedia mengalah, bersikap adil, penuh integritas dll*, merupakan kuasa yang menjadikan kita pemimpin tanpa kita harus berkdudukan tertentu. Tetapi ketika secara diam-diam orang menghormati kepribadian kita karena karena yang tampilkan secara genuine sehingga secara diam-diam berusaha menirunya, maka itu kepemimpinan yang sesungguhnya, tanpa harus mengatur dan menguasai mereka. Tetapi Kristuslah pemimpin kita. Amin.
Salam:
Pastoral
Penulis | : pastoral |
Kategori | : RENUNGAN |
Total Views | : 1003 |